Terus meningkatnya jumlah penderita virus Covid-19 di Palangka Raya,
Kalimantan Tengah (Kalteng), membuat beberapa kalangan menganggap belum
tepat jika sekolah dibuka kembali.
Lembaga Perlindungan Anak
(LPA) Kalteng meminta pemerintah bisa mempertimbangkan wacana tersebut
sebagai salah satu rangkaian dari penerapan tatanan kehidupan baru.
Ketua
LPA RA Setiyo Hidayati mengatakan, pemahaman protokol kesehatan
anak-anak saat ini bisa dikatakan masih sangat rendah, sehingga rentan
sekali terpapar virus Corona.
Keputusan untuk menerapkan belajar di rumah saat ini, menurutnya merupakan kebijakan yang sangat tepat.
"Ikatan
Dokter Indonesia menyarankan jangan dulu dibuka sekolah demi
keselamatan anak didik. Jadi kami juga sepakat dengan hal ini. Ya oke
lah tahun ajaran baru tanggal 13 Juli nanti awal dari pembelajaran, tapi
tidak dulu untuk tatap muka," katanya, Minggu (14/06/2020).
Wacana pembukaan kembali sekolah untuk tahun ajaran baru, ditanggapi juga oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Palangka Raya. Kegiatan belajar mengajar di sebuah sekolah (Dok. RRI) Kepala
Disdik Akhmad Fauliansyah menegaskan, pihaknya sampai saat ini belum
bisa memastikan anak-anak bisa kembali bersekolah, meskipun ada beberapa
wilayah di Indonesia sudah menerapkan tatanan kehidupan baru.
Menurut
mantan Kepala Dinas Sosial Kota ini, pendidikan memang harus tetap
menjadi prioritas, namun menjaga kesehatan paling utama, sehingga dalam
mengambil kebijakan, ada banyak pertimbangan dan persiapan yang harus
dilakukan oleh pemerintah agar ke depan agar tidak menimbulkan persoalan
baru yang justru memperburuk situasi.
"Tapi kalau harapan kita.
Seperti yang telah saya baca dan dengar dari media seperti RRI dan
lainnya, di luar sana banyak sekolah dibuka tapi diliburkan lagi karena
banyak anak yang kena. Jadi memang perlu lah kehati-hatian. Kami dari
diknas tetap menunggu keputusan dan kemendikbud, kemenkes dan tim gugus
tugas pusat," ucapnya.
Namun, jika nanti telah keluar kebijakan
harus dilakukan proses belajar mengajar secara tatap muka, Fauliansyah
tetap berharap, semua pihak bisa menerimanya.
Tentu saja, disdik
telah mempersiapkan beberapa mekanisme termasuk penerapan protokol
kesehatan, seperti penyemprotan disinfektan setiap hari, menyediakan
wadah cuci tangan, imbauan selalu menjaga jarak, membatasi jumlah siswa
dalam satu ruangan dan penggunaan masker secara ketat," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Kota Palangka Raya terus mengalami peningkatan.
Kondisi
terakhir, Minggu, 14 Juni 2020, total kasus terkonfirmasi Covid-19 di
Palangka Raya sebanyak 213 kasus, sembuh 70 orang dan meninggal dunia 13
orang serta reproduksi efektif (Rt) lebih dari 1.
Ketua
Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalimantan
Tengah, Darliansyah, meminta Wali Kota Palangka Raya mengambil
langkah-langkah memperketat aktivitas warga.
Aktivitas masyarakat
antara lain di pasar, di tempat-tempat umum, serta pergerakan orang dan
barang menggunakan moda transportasi didorong untuk lebih diperketat.
“Di
Palangka Raya ini memang kita evaluasi sejak pemberlakuan PSBB itu
pembatasannya kami anggap tidak efektif. Kemudian juga masih banyak yang
tidak disiplin,” ujarnya kepada RRI, Minggu (14/06/2020).
Pengetatan
wilayah Kota Palangka Raya diminta untuk melibatkan TNI, Polri,
organisasi kemasyarakatan serta pemangku kepentingan lainnya.
Bahkan
Darliansyah memandang perlunya Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya
dapat mengajukan kembali penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB).
sumber rri.co.id
Kasus Corona Memburuk, Malah Berencana Mengaktifkan Sekolah
Reviewed by bkpp
on
Juni 15, 2020
Rating: 5